Untuk mendapat
manfaat optimal dari musik yakni kecerdasan anak, anak harus aktif bermain
dengan musik.Seorang anak harus memiliki kesempatan berpartisipasi dalam menyanyi,
menari (gerakan kreatif), mendengarkan dan memainkan alat musik. Kombinasi ini
dinamakan keterampilan membuat musik secara aktif. Namun, pada awalnya, alat
musik tidaklah harus alat musik sesungguhnya.
Seperti dalam belajar berbicara, anak harus mendengar suara orang bicara. Kemampuan berbahasanya tidak akan lengkap jika ia tidak mendapat kesempatan berbicara dengan orang lain. Demikian pula dengan musik. Ia harus punya kesempatan membuat musik secara aktif. Mendengar musik tanpa punya kesempatan memproduksi musik sama saja mendengarkan bahasa tanpa punya kesempatan berkomunikasi dengan orang lain.
Salah satu kegiatan bermusik yang paling mudah dan mungkin pertama kali dilakukan anak adalah bernyanyi. Saat ini, karena kesibukan orang tua pada masa kini dan sejalan dengan berkembangannya, industri musik membuat musical play (kegiatan bermain yang melibatkan musik) dan bernyanyi, dilupakan dan digantikan dengan CD yang berisi dentuman energik drum dan lagu-lagu anak yang lucu.
Anak-anak memerlukan model vokal yang pantas. Dr. John Feierabend (1996) menyarankan cara memilih lagu yang menarik minat anak. ia merekomendasikan folk songs, misalnya, karena terdiri dari kata-kata dan musik. Kalau Anda kurang suka dengan musik seperti ini, bisa juga mainkan lagu anak-anak klasik baik yang berbahasa Indonesia atau pun Inggris. Ia juga percaya kalau teks seharusnya berhubungan dengan dunia anak: imajinatif, kreatif dan penuh dengan pengamatan dari kacamata anak yang indah.
Bernyanyi juga menyediakan kesempatan untuk ekspresi diri, membantu mengembangkan kesadaran diri. Musik klasik yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku anak. Karya Wolfgang Amadeus Mozart, Sebastian Bach, dari F. Chopin memiliki efek terapeutik pada pendengar. Sementara, karya-karya Wagner dan Pagan memiliki efek energizing. Musik jenis ini mempertinggi hiperaktivitas pada beberapa anak. Rock dan disko dengan irama yang berat dapat menjadi overstimulating pada beberapa anak prasekolah.
Aktif bermusik juga berarti mendapat kesempatan untuk menghasilkan bunyi. Saat anak mendapatkan kesempatan untuk memainkan instrumen sederhana, ia mendapatkan pengalaman musik yang penting. Menciptakan bunyi dengan cara mengeksplorasi instrumen sederhana membuat anak mengekspresikan dirinya secara unik. Improvisasi dan eksperimen dengan drum, sticks berirama, rattle, dan bahkan irama dari perkakas rumah, membuat anak memiliki kesempatan menghubungkan antara suara yang bervariasi dan bagaimana menghasilkan suara tersebut.
Tapi yang paling penting, janganlah terlalu serius. Bermainlah dengan musik. Bila anak sudah agak besar dan memang menunjukkan minat atau bakat, barulah misalnya kita ajak les piano atau alat musik lainnya.
Seperti dalam belajar berbicara, anak harus mendengar suara orang bicara. Kemampuan berbahasanya tidak akan lengkap jika ia tidak mendapat kesempatan berbicara dengan orang lain. Demikian pula dengan musik. Ia harus punya kesempatan membuat musik secara aktif. Mendengar musik tanpa punya kesempatan memproduksi musik sama saja mendengarkan bahasa tanpa punya kesempatan berkomunikasi dengan orang lain.
Salah satu kegiatan bermusik yang paling mudah dan mungkin pertama kali dilakukan anak adalah bernyanyi. Saat ini, karena kesibukan orang tua pada masa kini dan sejalan dengan berkembangannya, industri musik membuat musical play (kegiatan bermain yang melibatkan musik) dan bernyanyi, dilupakan dan digantikan dengan CD yang berisi dentuman energik drum dan lagu-lagu anak yang lucu.
Anak-anak memerlukan model vokal yang pantas. Dr. John Feierabend (1996) menyarankan cara memilih lagu yang menarik minat anak. ia merekomendasikan folk songs, misalnya, karena terdiri dari kata-kata dan musik. Kalau Anda kurang suka dengan musik seperti ini, bisa juga mainkan lagu anak-anak klasik baik yang berbahasa Indonesia atau pun Inggris. Ia juga percaya kalau teks seharusnya berhubungan dengan dunia anak: imajinatif, kreatif dan penuh dengan pengamatan dari kacamata anak yang indah.
Bernyanyi juga menyediakan kesempatan untuk ekspresi diri, membantu mengembangkan kesadaran diri. Musik klasik yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku anak. Karya Wolfgang Amadeus Mozart, Sebastian Bach, dari F. Chopin memiliki efek terapeutik pada pendengar. Sementara, karya-karya Wagner dan Pagan memiliki efek energizing. Musik jenis ini mempertinggi hiperaktivitas pada beberapa anak. Rock dan disko dengan irama yang berat dapat menjadi overstimulating pada beberapa anak prasekolah.
Aktif bermusik juga berarti mendapat kesempatan untuk menghasilkan bunyi. Saat anak mendapatkan kesempatan untuk memainkan instrumen sederhana, ia mendapatkan pengalaman musik yang penting. Menciptakan bunyi dengan cara mengeksplorasi instrumen sederhana membuat anak mengekspresikan dirinya secara unik. Improvisasi dan eksperimen dengan drum, sticks berirama, rattle, dan bahkan irama dari perkakas rumah, membuat anak memiliki kesempatan menghubungkan antara suara yang bervariasi dan bagaimana menghasilkan suara tersebut.
Tapi yang paling penting, janganlah terlalu serius. Bermainlah dengan musik. Bila anak sudah agak besar dan memang menunjukkan minat atau bakat, barulah misalnya kita ajak les piano atau alat musik lainnya.
Nikmati saja keindahan musik…Let’s play music…!!
SOFTWARE PENAMBAH SALDO REKENING TABUNGAN Anda ingin uang mengalir terus ke rekening Anda? Inilah solusinya. Download Segera. GRATIS!! |
0 komentar:
Posting Komentar