9/11/2014

PENTINGNYA TEST KESEHATAN PRA MENIKAH


Pentingnya Test Kesehatan Pra Menikah - Menikah adalah satu momen yang tak hanya membahagiakan tapi juga merupakan fase akhir dalam sebuah hubungan bagi tiap pasangan yang telah menemukan belahan jiwanya. Jauh-jauh hari sebelumnya, kita harus mempersiapkan hari bersejarah itu, demi momen istimewa yang patut dikenang seumur hidup. Salah satunya, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah.
Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan kesehatan pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.
Namun, masih banyak pasangan di Indonesia yang menganggap bahwa pemeriksaan kesehatan sebelum menikah tidaklah penting. Padahal pemeriksaan ini sangat diperlukan mengetahui kesehatan reproduksi kedua belah pihak, untuk mengetahui kesiapan masing-masing untuk mempunyai anak. Selain itu juga sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit menular seksual, sampai penyebaran HIV/AIDS.
Lalu kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah?
Pada dasarnya pemeriksaan kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun, namun waktu yang tepat adalah enam bulan sebelum menjelang hari pernikahan. Oleh karena itulah, alangkah baiknya apabila kedua calon mempelai dapat mengetahui kondisi kesehatan pasangan masing-masing, jauh-jauh sebelum menikah. Apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan masalah, dokter akan segera melakukan tindakan pengobatan pada calon mempelai untuk meminimalkan risiko lebih lanjut yang mungkin timbul.
Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Namun, idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.
Berikut ini beberapa tes kesehatan pra nikah yang biasa dilakukan:
1. Hematologi rutin
Berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada jumlah sel darah pada kedua calon mempelai.
2. Urine rutin, bermanfaat untuk memeriksa ada tidaknya infeksi saluran kemih dan kondisi ginjal.
3. Golongan darah, berguna untuk mengetahui golongan darah dan rhesus (+ atau -) kedua calon pengantin.
4. Gula darah puasa, biasanya untuk memeriksa gula darah, seseorang dianjurkan untuk berpuasa terlebih dulu, hal ini bertujuan untuk mengamati kadar gula darah dalam tubuh.
5. HBsAG (singkatan dari Hepatitis B Surface Antigen), untuk menunjukkan penyakit hepatitis B.
6. VDRL (Venereal Disease Research Laboratory), berfungsi untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan kelamin seperti sipilis atau raja singa.
7. Gambaran darah tepi, bertujuan untuk mengetahui bentuk sel darah kedua pasangan.
8. TORCH (Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) dan lain-lain), berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa menyebabkan gangguan pada kesubuaran pria maupun wanita. Tubuh yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam kandungan.


(dari berbagai sumber)





























1. Infeksi Saluran Reproduksi/Infeksi Menular Seksual (ISR/IMS)
Tes kesehatan untuk menghindari adanya penularan penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual, seperti sifilis, gonorrhea, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit hepatitis. Perempuan sebenarnya lebih rentan terkena penyakit kelamin daripada pria. Karena alat kelamin perempuan berbentuk V yang seakan “menampung” virus. Sedangkan alat kelamin pria tidak bersifat “menampung” dan bisa langsung dibersihkan. Jika salah satu pasangan menderita ISR/IMS, sebelum menikah harus diobati dulu sampai sembuh. Selain itu, jika misalnya seorang pria mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon istrinya harus dibuat memiliki kekebalan terhadap penyakit hepatitis B tersebut. Caranya, dengan imunisasi hepatitis B. Jika sang pasangan belum sembuh dari penyakit kelamin dan akan tetap menikah, meskipun tidak menjamin 100 persen namun penggunaan kondom sangat dianjurkan.

http://leadertreni.net/yoki


2. Rhesus yang bersilangan
Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak tahu Rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan. Jika seorang perempuan (Reshus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus positif), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika si perempuan ber-Rhesus positif dan si pria negatif.
3. Penyakit keturunan
Tes kesehatan pra nikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetik kepada anak, semisal albino. Misalnya suami membawa sifat albino tetapi istrinya tidak, maka anak yang lahir tidak jadi albino. Sebaliknya, jika istrinya juga membawa sifat albino, maka anaknya pasti albino.Jika bertemu dengan pasangan yang sama-sama membawa sifat ini, pernikahan tidak harus dihentikan. Hanya saja perlu disepakati ingin punya anak atau tidak. Kalau masih ingin punya anak, ya risikonya nanti si anak jadi albino. Atau memilih tidak punya anak. Pernikahan tidak harus tertunda dengan halangan seperti ini. Yang penting adalah solusi atau pencegahannya.
4. Cek Kesuburan (Fertilitas)
Jika pasangan ingin segera punya anak, perlu menjalani konseling pra nikah. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan dengan tujuan agar kehamilan bisa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik. Dibutuhkan riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya. Antara lain status ekonomi (bekerja atau tidak bekerja) dan suasana di lingkungan keluarga. Termasuk perilaku-perilaku yang tidak mendukung kehamilan, semisal merokok, minuman beralkohol, dan memakai obat-obatan psikotoprika.Selain itu, perlu juga dievaluasi risiko yang bersifat individual yang mungkin timbul terhadap kehamilan. Antara lain usia (masih reproduktif atau tidak), kondisi nutrisi, aktivitas fisik, level pendidikan, level stres, dan bagaimana hubungan dengan pasangan.

1 komentar: