Tulisan ini
diperuntukkan kepada para isteri dan calon isteri, serta para suami dan calon
suami. Semoga
setelah membacanya akan mendapatkan HIKMAH, sehingga memahami makna yang
mendasar arti sebuah pernikahan sehingga cita-cita membentuk keluarga yang sakinah-mawaddah-
warahmah dunia-akhirat akan tercapai.
Allah SWT berfirman (artinya) :
" Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,
ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar."
Mengapa
RIDHO SUAMI itu adalah SURGA bagimu wahai PARA ISTRI ?
1. Suamimu
dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa,
dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu,
bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada
ibunya sendiri.
2. Suamimu
dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah dan ibunya hingga
dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad
menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya
terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
3. Suamimu
ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu.
Padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih
besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia
merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan
yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.
4. Suamimu
berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha menyelesaikanny a
sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan
dia mampu memberi solusi. padahal bisa saja disaat engkau mengadu itu, dia
sedang memiliki masalah yang lebih besar. namun tetap saja masalahmu di
utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
5. Suamimu
berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu. sedangkan engkau kadang
hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya
berkali-kali.
6. Bila
engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka, karena dia
ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak
akan pernah di tuntut ke neraka. karena apa yang dilakukan olehnya adalah
hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar