Anda harus
memahami bahwa pola gelombang otak manusia untuk menentukan aktivitas tubuh
seseorang dan pikiran. Oleh karena itu, yang sebelumnya diketahui bahwa musik
berpengaruh lebih besar pada otak kanan, ternyata juga memengaruhi otak kiri
akibat pancaran yang dilakukan oleh Corpus Callosum dengan menyebarkan
informasi dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
musik memengaruhi kedua belah otak.
Akustik, suara, vibrasi, dan
fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi oleh sperma untuk membentuk
manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses yang melingkupi telur
dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan dinamis, mempunyai vibrasi, dan
memiliki suara tersendiri. Misalnya, bunyi yang dihasilkan oleh dinding rahim,
denyut jantung, aliran darah, bisikan suara ibu, suara dan desah napas,
mekanisme gerakan dan gesekan tubuh bagian dalam, gerakan otot, proses kimiawi
dan enzim, serta banyak lainnya. Semua ini dapat dikelompokkan sebagai sebuah
kesempurnaan suara.
Semua jenis bunyi atau bila bunyi
tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan musik, akan masuk
melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di
telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk
selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah jaras Retikuler atau Reticular
Activating System yang diketahui sampai saat ini. Pertama: jarak
retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu
bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu
dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia.
Kedua: melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk
sistem limbik, Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi
pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi
endokrin, memori, dan lain-lain, dan ketiga: melalui axon neuron secara difus
mempersarafi neokorteks. Seorang peneliti Ira Altschuler mengatakan “Sekali
suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah
diinvasi.”
Gilman dan Newman (1996)
mengemukakan bahwa Planum Temporale adalah bagian otak yang banyak berperan
dalam proses verbal dan pendengaran, sedangkan Corpus Callosum berfungsi
sebagai pengirim pesan berita dari otak kiri kesebelah kanan dan sebaliknya.
Seperti kita ketahui otak manusia memiliki dua bagian besar, yaitu otak kiri
dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal
seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun pada proses perkembangannya
proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui
Corpus Callosum kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut berpengaruh
pada perkembangan linguistik seseorang. Dr. Lawrence Parsons dari Universitas
Texas San Antonio menemukan data bahwa harmoni, melodi dan ritme memiliki
perbedaan pola aktivitas pada otak. Melodi menghasilkan gelombang otak yang
sama pada otak kiri maupun kanan, sedangkan harmoni dan ritme lebih terfokus
pada belahan otak kiri saja. Namun secara keseluruhan, musik melibatkan hampir
seluruh bagian otak.
Sebuah survey pada suatu seminar
menunjukkan bahwa pendengarnya mengatakan bahwa mereka tidak mendengarkan syair
dari sebuah lagu. Namun pada waktu lagu tersebut diperdengarkan, separuh dari
mereka dapat melagukannya tanpa mereka sadari. Hal ini menunjukkan adanya memori
dalam otak yang mampu merekam apa saja yang masuk melalui pendengarannya
bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat. Kesimpulannya tidak ada
lagu/musik yang mampu dicegah masuknya ke dalam otak kita, walaupun kita
berkata “saya tidak mendengarkan syairnya”.
*dari berbagai sumber
*dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar