Perang di
Kurukshetra (Dewanagari: कुरुक्षेत्रयुद्ध;
IAST: Kurukṣētrayud'dha), yang merupakan bagian penting dari wiracarita
Mahabharata, dilatarbelakangi perebutan kekuasaan antara lima putra Pandu
(Pandawa) dengan seratus putra Dretarastra (Korawa). Dataran Kurukshetra yang
menjadi lokasi pertempuran ini masih bisa dikunjungi dan disaksikan sampai
sekarang. Kurukshetra terletak di negara bagian Haryana, India.
Pertempuran
tersebut tidak diketahui dengan pasti kapan terjadinya, sehingga kadang-kadang
disebut terjadi pada "Era Mitologi". Beberapa peninggalan puing-puing
di Kurukshetra (seperti misalnya benteng) diduga sebagai bukti arkeologinya.
Menurut kitab Bhagawadgita, perang di Kurukshetra terjadi 3000 tahun sebelum
tahun Masehi (5000 tahun yang lalu) dan hal tersebut menjadi referensi yang
terkenal.
Pihak Pandawa
Pasukan
Pandawa lima dibagi menjadi tujuh aksohini (divisi). Setiap aksohini dipimpin oleh
Raja Drupada dan kedua putranya — Pangeran Drestadyumna dan Pangeran Srikandi —
dari Panchala, Raja Wirata dari Matsya, Satyaki, Cekitana dan Bima. Setelah
berunding dengan para pemimpin mereka, para Pandawa menunjuk Drestadyumna
sebagai panglima perang pasukan Pandawa. Kitab Mahabharata menyebutkan bahwa
seluruh kerajaan di daratan India utara bersekutu dengan Pandawa dan
memberikannya pasukan yang jumlahnya besar. Beberapa di antara mereka yakni:
Kerajaan Kekeya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan
Magadha, dan masih banyak lagi.
Pihak Kurawa
Duryodana
meminta Bisma untuk memimpin pasukan Kurawa. Bisma menerimanya dengan perasaan
bahwa ketika ia bertarung dengan tulus ikhlas, ia tidak akan tega menyakiti
para Pandawa. Bisma juga tidak ingin bertarung di sisi Karna dan tidak akan
membiarkannya menyerang Pandawa tanpa aba-aba darinya. Bisma juga tidak ingin
dia dan Karna menyerang Pandawa bersamaan dengan ksatria Kurawa lainnya. Ia
tidak ingin penyerangan secara serentak dilakukan oleh Karna dengan alasan
bahwa kasta Karna lebih rendah daripada kastanya. Bagaimanapun juga, Duryodana
memaklumi keadaan Bisma dan mengangkatnya sebagai panglima tertinggi pasukan Kurawa.
Pasukan dibagi menjadi sebelas divisi. Seratus Kurawa dipimpin oleh Duryodana
sendiri bersama dengan adiknya — Dursasana, putera kedua Dretarastra, dan dalam
pertempuran tersebut Kurawa dibantu oleh Drona dan putranya Aswatama, kakak
ipar para Kurawa — Jayadrata, serta guru mereka — Krepa. Selain itu, turut pula
Kertawarma dari Wangsa Yadawa, Salya dari Madra, Sudaksina dari Kamboja,
Burisrawa putra Somadatta, Raja Bahlika, Sangkuni dari Gandhara, Wrehadbala
Raja Kosala, Winda dan Anuwinda dari Awanti, dan masih banyak lagi para ksatria
dan raja yang memihak Kurawa demi Hastinapura maupun Dretarastra.
Kurawa |
Meskipun
pertempuran tersebut merupakan pertikaian antar dua keluarga dalam satu
dinasti, namun juga melibatkan berbagai kerajaan di daratan India pada masa
lampau. Pertempuran tersebut terjadi selama 18 hari, dan jutaan tentara dari
kedua belah pihak gugur. Perang tersebut mengakibatkan banyaknya wanita yang
menjadi janda dan banyak anak-anak yang menjadi anak yatim. Perang ini juga
mengakibatkan krisis di daratan India dan merupakan gerbang menuju zaman
Kaliyuga, zaman kehancuran menurut kepercayaan Hindu.
Tokoh - tokoh lain dalam Mahabharata
Pihak Pandawa
Drestayumna
Tokoh - tokoh lain dalam Mahabharata
Pihak Pandawa
Drestayumna
infonya sangat menambah pengetahuan makasih yah kak
BalasHapusberita arsenal