3/21/2014

CARA MENYAMPAIKAN PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK-ANAK

Cara Menyampaikan Pendidikan Seks Pada Anak-Anak - Kebanyakan Orangtua dirumah ternyata masih menganggap tabu / risih bila berbincang mengenai seksualitas  dengan anak-anak mereka. Sementara di sekolahpun (mungkin) tidak ada kurikulum yg membidangi ini.Membahas tentang apa itu seksual,apa saja yg termasuk didalamnya,tentang organ-organ seksual dan fungsinya,hingga proses reproduksinya,dan bagaimana menyikapi rangsangan seksual,semua membutuhkan ruang lingkup pengetahuan tersendiri yang cukup rumit.
Dr Boyke Dian Nugraha SpOG, seorang ginekolog dan konsultan seks, pendidikan seks perlu diberikan kepada anak-anak. Tentu saja, materi dan cara penyampaian pendidikan seks yang diberikan kepada anak berbeda dengan orang dewasa. Siapa pendidik seks yang paling baik untuk anak? Jawabnya adalah orang tua. ''Lebih baik si anak mendapat informasi dari orang tua daripada dari orang lain, agar anak tidak menerima informasi yang keliru.”
Lalu pertanyaannya, sejak kapan pendidikan seks dapat diberikan? Sesungguhnya tidak ada batasan, menurut sebagian ahli dalam pendidikan seks, pendidikan seks dapat mulai diberikan ketika anak mulai bertanya tentang seks dan kelengkapan jawaban bisa diberikan sesuai dengan seberapa jauh keingintahuan mereka dan tahapan umur sang anak. Pendidikan seks dapat dimulai sejak dini, karena pendidikan seks tidak hanya mencakup pada pertanyaan dan jawaban belaka.
Lalu bagaimana menyampaikannya? Berikut ini beberapa cara menyampaikan pendidikan seks pada anak-anak :
1. Berbicaralah dengan cara yang wajar, seperti berbicara tentang hal yang lain, dan hindari gaya mengajar seperti di sekolah.
2. Pembicaraan hendaknya tidak hanya terbatas pada fakta biologik, melainkan juga tentang nilai, emosi, dan jiwa.
3. Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi. Dangkal/mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak.
4. Jangan menunggu sampai anak mencapai usia belasan tahun untuk berbicara tentang masa pubertas. Mereka harus sudah mengetahui perubahan yang terjadi pada masa remaja sebelumnya.
5. Berilah suasana dan kesempatan agar anak merasa bebas dan aman mengajukan pertanyaan tentang seksualitas.
6. Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan  pendidikan seksual perlu  diulang-ulang (repetitive) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu  untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) (Singgih D. Gunarso, 2002).
7. Bantu anak agar merasa nyaman dengan tubuhnya, beri sentuhan dan pelukan kepada anak agar mereka merasakan kasih sàyang dari orangtuanya secara tulus.
8. Bantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan di depan umum. Contohnya, saat anak selesai mandi harus mengenakan baju di dalam kamar mandi atau di kamarnya.
9. Orangtua harus menanamkan bahwa tidak diperkenankan berlarian usai mandi tanpa busana. Anak harus tahu, bahwa ada hal-hal pribadi dari tubuhnya yang tidak semua orang boleh lihat apalagi menyentuhnya.
10. Apabila orangtua tidak dapat menjawab pertanyaan anak, jangan malu mengatakan “tidak tahu”. Kemudian mintalah bantuan atau penjelasan dari orang lain yang mengetahui.

Demikian beberapa Cara menyampaikan pendidikan seks pada anak-anak. Semoga bermanfaat.



***dari berbagai sumber

1 komentar: