Cara Menyampaikan Pendidikan Seks Pada Anak-Anak - Kebanyakan Orangtua dirumah ternyata masih menganggap
tabu / risih bila berbincang mengenai seksualitas dengan anak-anak mereka. Sementara di
sekolahpun (mungkin) tidak ada kurikulum yg membidangi ini.Membahas tentang apa
itu seksual,apa saja yg termasuk didalamnya,tentang organ-organ seksual dan
fungsinya,hingga proses reproduksinya,dan bagaimana menyikapi rangsangan
seksual,semua membutuhkan ruang lingkup pengetahuan tersendiri yang cukup rumit.
Dr Boyke Dian Nugraha SpOG, seorang ginekolog dan
konsultan seks, pendidikan seks perlu diberikan kepada anak-anak. Tentu saja,
materi dan cara penyampaian pendidikan seks yang diberikan kepada anak berbeda
dengan orang dewasa. Siapa pendidik seks yang paling baik untuk anak? Jawabnya
adalah orang tua. ''Lebih baik si anak mendapat informasi dari orang tua
daripada dari orang lain, agar anak tidak menerima informasi yang keliru.”
Lalu pertanyaannya, sejak kapan pendidikan seks dapat
diberikan? Sesungguhnya tidak ada batasan, menurut sebagian ahli dalam
pendidikan seks, pendidikan seks dapat mulai diberikan ketika anak mulai
bertanya tentang seks dan kelengkapan jawaban bisa diberikan sesuai dengan
seberapa jauh keingintahuan mereka dan tahapan umur sang anak. Pendidikan seks
dapat dimulai sejak dini, karena pendidikan seks tidak hanya mencakup pada
pertanyaan dan jawaban belaka.
Lalu bagaimana
menyampaikannya? Berikut ini beberapa cara menyampaikan pendidikan
seks pada anak-anak
:
1. Berbicaralah dengan cara yang wajar, seperti berbicara
tentang hal yang lain, dan hindari gaya mengajar seperti di sekolah.
2. Pembicaraan hendaknya tidak hanya terbatas pada fakta
biologik, melainkan juga tentang nilai, emosi, dan jiwa.
3. Isi
uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak,
seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi. Dangkal/mendalamnya
isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan
anak.
4. Jangan menunggu sampai anak mencapai usia belasan
tahun untuk berbicara tentang masa pubertas. Mereka harus sudah mengetahui
perubahan yang terjadi pada masa remaja sebelumnya.
5. Berilah suasana dan kesempatan agar anak merasa bebas
dan aman mengajukan pertanyaan tentang seksualitas.
6. Pendidikan
seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan
dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak.
Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitive) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh
sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) (Singgih D. Gunarso,
2002).
7. Bantu anak agar merasa nyaman dengan tubuhnya, beri
sentuhan dan pelukan kepada anak agar mereka merasakan kasih sà yang dari
orangtuanya secara tulus.
8. Bantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan
tidak boleh dilakukan di depan umum. Contohnya, saat anak selesai mandi harus
mengenakan baju di dalam kamar mandi atau di kamarnya.
9. Orangtua harus menanamkan bahwa tidak diperkenankan berlarian
usai mandi tanpa busana. Anak harus tahu, bahwa ada hal-hal pribadi dari
tubuhnya yang tidak semua orang boleh lihat apalagi menyentuhnya.
10. Apabila orangtua tidak dapat menjawab pertanyaan
anak, jangan malu mengatakan “tidak tahu”. Kemudian mintalah bantuan atau
penjelasan dari orang lain yang mengetahui.
Demikian beberapa Cara menyampaikan pendidikan seks pada anak-anak. Semoga bermanfaat.
***dari
berbagai sumber
Menarik sekali pembahasannya kak
BalasHapusKuota komik axis untuk apa saja