3/07/2017

HAKIKAT AKSARA JAWA ( HA NA CA RA KA )


 Aksara Jawa, dikenal juga sebagai Hanacaraka adalah salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa. Bentuk Hanacaraka yang sekarang dipakai sudah tetap sejak masa Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad ke-19.
Aksara Jawa atau Hanacaraka, terdapat dalam kisah Aji Saka. Diceritakan bahwa Sembada dan Dora ditinggalkan di Pulau Majeti oleh Aji Saka untuk menjaga keris pusaka dan sejumlah perhiasan. Mereka dipesan agar tidak menyerahkan barang-barang itu kepada orang lain, kecuali Aji Saka sendiri yang mengambilnya. Aji Saka tiba di Medangkamulan, lalu bertahta di negeri itu. Kemudian negari itu termasyhur sampai dimana-mana. Kabar kemasyhuran Medangkamulan terdengar oleh Dora sehingga tanpa sepengatahuan Sembada ia pergi ke Medangkamulan. Di hadapan Aji Saka, Dora melaporkan bahwa Sembada tidak mau ikut, Dora lalu dititahkan untuk menjemput Sembada. Jika Sembada tidak mau, keris dan perhiasan yang ditinggalkan agar dibawa ke Medangkamulan. Namun Sembada bersikukuh menolak ajakan Dora dan mempertahankan barang-barang yang diamanatkan Aji Saka. Akhirnya terjadilah pertarungan yang menewaskan keduanya.
 
http://leadertreni.net/yoki


HA = Hana hurip wening suci (Adanya hidup adalah kehendak yang Maha Suci)
NA = Nur candra, gaib candra, warsitaning Candara (Harapan manusia hanya selalu ke sinar Ilahi)
CA = Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi (Satu arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal)
RA = Rasaingsun handulusih (Rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani)
KA = Karsaningsun memayu hayuning bawana (Hasrat diarahkan untuk kesejahteraan alam)
DA = Dumadining dzat kang tanpa winangenan (Menerima hidup apa adanya)
TA = Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa (Mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup)
SA = Sifat ingsun handulu sifatullah (Membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan)
WA = Wujud hana tan kena kinira (Ilmu manusia hanya terbatas namun bisa juga tanpa batas)
LA = Lir handaya paseban jati (Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi)
PA = Papan kang tanpa kiblat (Hakekat Allah yang ada di segala arah)
DHA = Dhuwur wekasane endek wiwitane (Untuk bisa di atas tentu dimulai dari dasar)
JA = Jumbuhing kawula lan Gusti (Selalu berusaha menyatu - memahami kehendakNya)
YA = Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi (Yakin atas titah /kodrat Ilahi)
NYA = Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki (Memahami kodrat kehidupan)
MA = Madep mantep manembah mring Ilahi (Yakin – mantap dalam menyembah Ilahi)
GA = Guru sejati sing muruki (Belajar pada guru sejati)
BA = Bayu sejati kang andalani (Menyelaraskan diri pada gerak alam)
THA = Tukul saka niat (Sesuatu harus tumbuh dari niat)
NGA = Ngracut busananing manungso (Melepaskan egoisme pribadi manusia)


*dari berbagai sumber

http://leadertreni.net/yoki
 

2 komentar: