Peribahasa memberikan wejangan-wejangan bagaimana seharusnya kita lakukan dalam kehidupan
yang fana ini, dan berisi nasehat yang bagus untuk kita semua.
Jadi
peribahasa itu bukanlah hal yang lucu sebagai lelucon untuk menyindir teman
kita, tapi merupakan sebuah pedoman untuk manusia. Di Indonesia sendiri
memiliki begitu banyak peribahasa.
Oleh sebab itu demi melestarikan budaya karya sastra Indonesia , berikut ini berbagai peribahasa dan artinya sehingga nantinya bisa
menjadi koleksi lengkap yang dapat digunakan untuk para siswa maupun orang
biasa yang memang mencari pepatah semacam ini.
Ada uang abang disayang, tak ada uang
abang melayang.
Hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di
saat sedang susah.
Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
Bagaikan abu di atas tanggul.
Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan
mudah jatuh.
Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
Adat pasang turun naik.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua
senantiasa silih berganti.
Membagi
sama adil, memotong sama panjang.
Jika
membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
Air beriak tanda tak dalam.
Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.
Air tenang menghanyutkan.
Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak
menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.
Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.
Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak
tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah
melakukan kesalahan juga.
Tong kosong
nyaring bunyinya.
Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.
Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.
Orang yang
berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara
seolah-olah tahu banyak hal.
Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.
Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam
masalah percintaan.
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang
telah diperbuat.
Bagaikan burung di dalam sangkar.
Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.
Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati
tetap merasa tersiksa juga.
Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.
Seiya sekata dalam semua keadaan.
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang
menentukan.
Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke
dalamnya.
Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga
ikut terkena celaka.
Jauh di
mata dekat di hati
Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal
berjauhan.
Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih
lebih menderita orang yang mengalaminya.
Badan boleh dimiliki, hati jangan.
Ungkapan bahwa orang tersebut sudah memiliki kekasih,
hatinya sudah ada yang memiliki.
Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang
menindas, namun di dalam hati tetap menentang.
Lain di bibir lain di hati.
Perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak
jujur.
Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat.
Berwajah rupawan namun perilakunya jahat.
Ada harga ada rupa.
Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan
barang tersebut.
Membelah dada melihat hati.
Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan.
Berpikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa.
Karena mata buta, karena hati mati.
Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa nafsunya.
Pandai berminyak air.
Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.
Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan.
Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya.
Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa.
Mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.
Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar
emas pula, lebih baik ditampar betul-betul.
Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski
besar ataupun kecil.
Lubuk akal tepian ilmu.
Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.
Nasi tak dingin, pinggan tak retak.
Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati.
Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri.
Belajar untuk mengendalikan diri dan meninggalkan
kebiasaan bersenang-senang.
Seludang menolak mayang.
Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang
telah berjasa dalam hidupnya.
Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua.
Bisa menyampaikan maksud dengan cara yang tepat.
Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian.
Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur
katanya.
Ditindih yang berat, dililit yang panjang.
Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.
Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada
rangsang sama mengiraikan.
Suka dan duka dijalani bersama.
Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama,
kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.
Tambah air tambah sagu.
Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya
Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya
Sekali air pasang, sekali tepian beranjak; Sekali air di
dalam, sekali pasir berubah.
Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula
aturannya
Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan
lagi.
Orang yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya
Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua.
-Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski
seseorang sudah meninggal dunia
Alang berjawab, tepuk berbatas.
Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan
jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula
Cuaca di
langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan.
Sesuatu
pasti akan ada identitas atau tanda khususnya
Orang mau
seribu daya, bukan seribu dali.
Jika
menghendaki sesuatu, pasti akan mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki,
pasti mencari alasan
Enak makan
dikunyah, enak kata diperkatakan.
Sesuatu
hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu
Hawa
pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan.
Hawa
nafsu tidak boleh diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya
Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali
jalan jera.
Bagaimanapun bodohnya seseorang, jika sekali tertipu,
tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya
Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah
dia.
Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak
perlu tergesa-gesa
Sehari
selembar benar, setahun selembar kain.
Suatu
pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil
yang baik
Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai.
Orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh
musuhnya
Terlalu aru
berpelanting, kurang aru berpelanting.
Segala
sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik
Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata.
Segala pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara
aturannya masing-masing
Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan.
perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi
hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam
Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja.
Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat
memberikan bantuan
Luka sudah hilang parut tinggal juga.
Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam
hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir
Makan hati berulam rasa.
Menderita karena perbuatan orang yang kita sayang
Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke
atas.
Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di
bawah dan kadang di atas
Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang.
Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya
mengalah
***dari berbagai sumber
***dari berbagai sumber
makasih bahannya
BalasHapus