1/03/2013

INDAHNYA SILATURRAHIM





Persaudaraan kadang seperti tingkah dahan-dahan yang ditiup angin. Walau satu pohon, tak selamanya gerak dahan seiring sejalan. Adakalanya seirama, tapi tak jarang berbenturan. Tergantung mana yang lebih kuat: keserasian batang dahan atau tiupan angin yang tak beraturan. Persaudaraan adalah sebuah anugerah Allah Ta’ala yang teramat mahal buat mereka yang terikat dalam keimanan. Segala kebaikan pun terlahir bersama persaudaraan. Menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, saling tolong-menolong sesama manusia merupakan wujud dari bentuk persaudaraan. Namun adakalanya dalam hubungan antara sesama manusia yang telah terikat dalam tali persaudaraan tersebut acapkali terjadi kesalah pahaman, khilaf yang seringkali timbul rasa kebencian terhadap sesama saudara pun tidak bisa lagi terhindarkan.

Dibawah ini adalah kumpulan hadist-haidst tentang indahnya silaturrahim :

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan tentang pentingnya membina hubungan silaturahmi, sebagaimana dalam sabda beliau :“Seseorang berkata: ‘Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku amalan yang akan memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahim’.” (HR. Al-Bukhari)

“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (Ar-Ra’d: 21)

“Siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahimnya.” (HR. Al-Bukhari)

Dari Jubair bin Muth’im ra. dari Rasulullah saw. Bersabda, “Tidak masuk surga pemutus silaturrahim.” (Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Turmuzi).

Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim.” (Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. bersabda, “Sesungguhnya rahim itu berasal dari Arrahman lalu Allah berfirman, “Siapa menyambungmu Aku menyambungnya dan barangsiapa memutusmu aku memutusnya.” (H.R : Bukhari).

Dari Amru bin Ash ra berkata aku mendengan Nabi Muhammad saw. bersabda dengan terus terang tanpa dirahasiakan, “Sesungguhnya keluarga Abi Fulan bukanlah wali-waliku dan Allah adalah Waliku serta orang-orang sholeh dari kaum mukminin. Akan tetapi mereka kerabat yang aku menyambung silaturrahim dengan mereka.”

Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash-ra, dari Nabi Muhammad saw yang bersabda: “Bukanlah orang yang menyambung (silaturrahim) itu adalah orang yang membalas (kebaikan orang lain), akan tetapi penyambung itu adalah orang yang jika ada yang memutuskan hubungan ia menyambungnya.” HR. Ahmad, Al Bukhariy, Abu Daud, At Tirmidziy dan An Nasa’iy.

Dari Hakim bin Hizam -ra, bertanya: “Ya Rasulallah, Bagaimana menurut Engkau tentang beberapa hal yang pernah aku lakukan di masa jahiliyah; seperti: silaturrahim, memerdekakan budak, dan bersedekah, apakah aku mendapatkan pahalanya? Hakim berkata: Rasulullah saw bersabda: Kamu masuk Islam atas berkat kebaikan yang telah dahulu kamu kerjakan.” HR Al-Bukhariy. Allahu a’lam

Barang siapa memaafkan saat ia mampu membalas, maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan. (HR.Ath-Thabrani)

Sambunglah tali silaturrahim kalian, sesungguhnya tiada sebuah pahala pu yang akan disegerakan    (pemberiannya) dibanding dengan pahala menyambung tali silaturahhim (Shahih at-Targhib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar