Persaudaraan kadang seperti tingkah dahan-dahan yang
ditiup angin. Walau satu pohon, tak selamanya gerak dahan seiring sejalan. Adakalanya
seirama, tapi tak jarang berbenturan. Tergantung mana yang lebih kuat: keserasian
batang dahan atau tiupan angin yang tak beraturan. Persaudaraan adalah sebuah
anugerah Allah Ta’ala yang teramat mahal buat mereka yang terikat dalam
keimanan. Segala kebaikan pun terlahir bersama persaudaraan. Menghormati yang
lebih tua, menyayangi yang lebih muda, saling tolong-menolong sesama manusia
merupakan wujud dari bentuk persaudaraan. Namun adakalanya dalam hubungan
antara sesama manusia yang telah terikat dalam tali persaudaraan tersebut
acapkali terjadi kesalah pahaman, khilaf yang seringkali timbul rasa kebencian
terhadap sesama saudara pun tidak bisa lagi terhindarkan.
Dibawah ini adalah kumpulan hadist-haidst tentang
indahnya silaturrahim :
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan tentang pentingnya membina hubungan
silaturahmi, sebagaimana dalam sabda beliau :“Seseorang berkata: ‘Ya Rasulullah,
beritahukan kepadaku amalan yang akan memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku
dari neraka.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Engkau
beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahim’.” (HR. Al-Bukhari)
“Dan orang-orang
yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan
mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (Ar-Ra’d: 21)
“Siapa yang
ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung
tali silaturahimnya.” (HR. Al-Bukhari)
Dari Jubair
bin Muth’im ra. dari Rasulullah saw. Bersabda, “Tidak masuk surga
pemutus silaturrahim.” (Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan At-Turmuzi).
Dari Anas
bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa ingin
dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia
melakukan silaturahim.” (Bukhari dan Muslim).
Dari Abu
Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. bersabda, “Sesungguhnya rahim itu
berasal dari Arrahman lalu Allah berfirman, “Siapa menyambungmu Aku
menyambungnya dan barangsiapa memutusmu aku memutusnya.” (H.R : Bukhari).
Dari Amru
bin Ash ra berkata aku mendengan Nabi Muhammad saw. bersabda dengan
terus terang tanpa dirahasiakan, “Sesungguhnya keluarga Abi Fulan bukanlah wali-waliku
dan Allah adalah Waliku serta orang-orang sholeh dari kaum mukminin. Akan
tetapi mereka kerabat yang aku menyambung silaturrahim dengan mereka.”
Dari
Abdullah bin Amr bin Al Ash-ra, dari Nabi Muhammad saw yang bersabda: “Bukanlah
orang yang menyambung (silaturrahim) itu adalah orang yang membalas (kebaikan
orang lain), akan tetapi penyambung itu adalah orang yang jika ada yang
memutuskan hubungan ia menyambungnya.” HR. Ahmad, Al Bukhariy, Abu Daud, At
Tirmidziy dan An Nasa’iy.
Dari Hakim
bin Hizam -ra, bertanya: “Ya Rasulallah, Bagaimana menurut Engkau
tentang beberapa hal yang pernah aku lakukan di masa jahiliyah; seperti: silaturrahim,
memerdekakan budak, dan bersedekah, apakah aku mendapatkan pahalanya? Hakim
berkata: Rasulullah saw bersabda: Kamu masuk Islam atas berkat kebaikan
yang telah dahulu kamu kerjakan.” HR Al-Bukhariy. Allahu a’lam
Barang
siapa memaafkan saat ia mampu membalas, maka Allah akan memberinya maaf pada
hari kesulitan. (HR.Ath-Thabrani)
Sambunglah tali silaturrahim kalian, sesungguhnya tiada
sebuah pahala pu yang akan disegerakan (pemberiannya) dibanding dengan pahala
menyambung tali silaturahhim (Shahih at-Targhib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar