12/27/2012

GANGGUAN PERKEMBANGAN BAHASA


Yang dimaksud gangguan berbahasa adalah ketidakmampuan atau keterbatasan kemampuan  anak untuk menggunakan simbol linguistik untuk berkomunikasi secara verbal. Karena  gangguan pada anak terjadi pada fase perkembangan dimana anak sedang belajar berbicara, untuk selanjutnya disebut gangguan perkembangan bahasa dan wicara atau disfasia perkembangan.
Tallal sebagaimana dikutip Hartono B, mendefinisikan disfasia perkembangan sebagai gangguan perkembangan bahasa dan bicara ekspresif dan atau reseptif pada anak tanpa gangguan pendengaran, mempunyai intelegensia yang baik dan lingkungan yang mendukung.
Sedangkan Ervin M menyebutkan disfasia perkembangan adalah gangguan bahasa tanpa adanya defisit neurologis, sensoris, intelektual dan emosional.
Angka kejadian disfasia perkembangan di Amerika Serikat menurut Rappin adalah 3-10 %, Sedangkan menurut Ervin M adalah 7,6 % pada anak usia 5 tahun. Menurut Tomblin dan kawan-kawan diperkirakan sekitar 7%. Perbandingan laki-laki dan perempuan bervariasi; pada umumnya lebih banyak pada laki-laki dibanding perempuan yaitu 4 : 1 Sidiarto L menyebutkan pada anak-anak dengan gangguan perkembangan wicara-bahasa yang dirujuk, rasio laki-laki dibanding perempuan adalah  8 : 1.

Disfasia adalah gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan kemampuan anak seharusnya.

> Penyebab:Adanya gangguan di pusat bicara yang ada di otak.
>Ciri-ciri:· Usia 1 tahun belum bisa mengucapkan kata spontan yang bermakna, seperti mama, papa.· Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan orang lain) sudah baik tapi kemampuanbiacara ekspresif (menyampaikan suatu maksud) mengalami keterlambatan.· Karena organ bicara sama dengan organ untuk makan, maka biasanya anak ini mempunyai masalah dengan makan atau menyedot susu dari botol.

>Jenis:· Murni disfasia. Murni disfasia adalah seperti penjelasan di atas. Disfasia sebagai gejala awal gangguan lain.
Gangguan perkembangan bahasa sebagai gejala awal, contohnya seperti yang terjadi pada anak autis. Untuk mengatasinya, gangguan utamanya dulu yang diselesaikan, baru kemudian dilakukan terapi seperti anak yang murni disfasia.

Cara penanganan:
- Dokter anak akan memberikan obat untuk membantu memperbaiki sel-sel yang rusak di pusat bicara.
- Bersamaan dengan itu akan dilihat fungsi organ bicaranya, apakah juga ada gangguan atau tidak.
- Terapi wicara akan dilakukan dengan cara latihan otot bicara, seperti latihan meniup, menyedot, menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan, dan sebagainya. Kemudian anak diminta untuk menirukan bunyi, kata, baru kemudian kalimat.

TERAPI SENDIRI DI RUMAH
Ada beberapa teknik yang biasanya digunakan terapis wicara untuk membantu anak yang kesulitan bicara. Teknik-teknik tersebut juga bisa dilakukan orangtua di rumah untuk menyempurnakan perkembangan otot bicara anak. Berikut caranya:
* Meniup balon sampai besar, atau membuat gelembung balon dari air sabun.
* Meniup gumpalan tisu dari ujung meja satu ke ujung meja lainnya.
* Meniup lilin.
* Main seruling/terompet.
* Minum dengan sedotan kecil, atau sedotan yang berkelok- kelok.
* Berteriak dengan mulut terbuka lebar mengucapkan, “a e i o u”

***Sumber : Tabloid Nakita




Tidak ada komentar:

Posting Komentar