Yang
dimaksud gangguan berbahasa adalah ketidakmampuan atau keterbatasan
kemampuan anak untuk menggunakan simbol
linguistik untuk berkomunikasi secara verbal. Karena gangguan pada anak terjadi pada fase perkembangan
dimana anak sedang belajar berbicara, untuk selanjutnya disebut gangguan
perkembangan bahasa dan wicara atau disfasia perkembangan.
Tallal sebagaimana
dikutip Hartono B, mendefinisikan disfasia perkembangan sebagai gangguan perkembangan
bahasa dan bicara ekspresif dan atau reseptif pada
anak tanpa gangguan pendengaran, mempunyai intelegensia yang baik dan
lingkungan yang mendukung.
Sedangkan Ervin M
menyebutkan disfasia perkembangan adalah gangguan bahasa tanpa adanya defisit
neurologis, sensoris, intelektual dan emosional.
Angka kejadian
disfasia perkembangan di Amerika Serikat menurut Rappin adalah 3-10 %,
Sedangkan menurut Ervin M adalah 7,6 % pada anak usia 5 tahun. Menurut Tomblin
dan kawan-kawan diperkirakan sekitar 7%. Perbandingan laki-laki dan perempuan
bervariasi; pada umumnya lebih banyak pada laki-laki dibanding perempuan yaitu
4 : 1 Sidiarto L
menyebutkan pada anak-anak dengan gangguan perkembangan wicara-bahasa yang
dirujuk, rasio laki-laki dibanding perempuan adalah 8 : 1.
Disfasia adalah gangguan
perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan kemampuan anak
seharusnya.
> Penyebab:Adanya gangguan di pusat bicara yang
ada di otak.
>Ciri-ciri:· Usia 1
tahun belum bisa mengucapkan kata spontan yang bermakna, seperti mama, papa.·
Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan orang lain) sudah baik tapi
kemampuanbiacara ekspresif (menyampaikan suatu maksud) mengalami
keterlambatan.· Karena organ bicara sama dengan organ untuk makan, maka
biasanya anak ini mempunyai masalah dengan makan atau menyedot susu dari botol.
>Jenis:· Murni disfasia. Murni disfasia adalah seperti penjelasan di
atas. Disfasia sebagai gejala awal gangguan lain.
Gangguan perkembangan bahasa sebagai gejala awal, contohnya seperti yang
terjadi pada anak autis. Untuk mengatasinya, gangguan utamanya dulu yang
diselesaikan, baru kemudian dilakukan terapi seperti anak yang murni disfasia.
Cara penanganan:
Cara penanganan:
- Dokter anak akan memberikan obat untuk membantu memperbaiki sel-sel yang
rusak di pusat bicara.
- Bersamaan dengan itu akan dilihat fungsi organ bicaranya, apakah juga ada
gangguan atau tidak.
- Terapi wicara akan dilakukan dengan cara latihan otot bicara, seperti
latihan meniup, menyedot, menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan, dan
sebagainya. Kemudian anak diminta untuk menirukan
bunyi, kata, baru kemudian kalimat.
TERAPI
SENDIRI DI RUMAH
Ada
beberapa teknik yang biasanya digunakan terapis wicara untuk membantu anak yang
kesulitan bicara. Teknik-teknik tersebut juga bisa dilakukan orangtua di rumah
untuk menyempurnakan perkembangan otot bicara anak. Berikut caranya:
*
Meniup balon sampai besar, atau membuat gelembung balon dari air sabun.
*
Meniup gumpalan tisu dari ujung meja satu ke ujung meja lainnya.
*
Meniup lilin.
* Main
seruling/terompet.
* Minum
dengan sedotan kecil, atau sedotan yang berkelok- kelok.
*
Berteriak dengan mulut terbuka lebar mengucapkan, “a e i o u”
***Sumber : Tabloid Nakita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar