Bermain itu adalah hak anak. Sayang tingkat bermain anak di Indonesia
sangat rendah. Padahal bermain memberi manfaat bagi anak. Menurut psikolog anak
Ratih Andjayani Ibrahim, ada 3 alasan kenapa anak mesti punya kesempatan untukbermain yang menyenangkan, sebagai berikut:
Pertama, dengan bermain anak akan tumbuh
menjadi manusia dewasa yang utuh, sehat jiwa dan bahagia.
Kedua, tanpa unsur bermain yang
menyenangkan dan bergerak, anak akan tumbuh menjadi dewasa yang kurang tegas,
stres, dan neurotik.
Ketiga, pada level ekstrim, ketegangan dan
stres bisa memicu gangguan-gangguan, termasuk gangguan jiwa.
Banyak
orangtua melarang anak-anaknya bermain dengan alasan bermacam-macam. Takut
bajunya kotor, takut terkena kuman, takut hitam, hingga takut anaknya tidak menjadi
pintar karena kebanyakan bermain.
Anggapan keliru dan pengabaian semacam ini tentu
berdampak negatif bagi anak. Menurut DR. Seto Mulyadi dari Komisi Nasional
Perlindungan Anak, Larangan bermain semacam ini bahkan bisa dikategorikan
sebagai pelanggaran hak anak karena bermain itu penting dan termasuk hak anak.
Paradigma bahwa bermain itu buruk harus diubah. Bermain
menjadi modal tepat untuk kecerdasan intelektual maupun emosional. Mengutip
Piaget dan Vygotsky, kegiatan bermain akan memberikan kesempatan kepada anak
untuk belajar dan mempraktikkan keterampilan hidup (life skill).
Bermain sebagai kegiatan yang menyenangkan menjadi cara
paling utama bagi anak mempelajari berbagai hal. Menurut Dra. Mayke, dosen
psikologi di Universitas Indonesia, selain menyenangkan, bermain memiliki
berbagai manfaat untuk perkembangan anak, baik dalam aspek fisik-motorik,
kognitif, maupun sosial-emosional.
Hal senada juga dikatakan oleh Kak Seto, bahwa bermain
merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan fungsi kognitif, afektif, serta
psikomotorik anak. Karena itu, kata DR. Tjut Rifameutia, saat anak sedang mau bermain
biarkan mereka bermain. Dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bermain,
orangtua akan tahu perkembangan anak. Dan sebaiknya orangtua tidakn cemas
berlebihan.
***Sumber kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar