9/27/2012

BANTU ANAK MENEMUKAN BAKATNYA LEWAT EKSTRAKURIKULER

Ketika anak Anda memasuki usia sekolah, minat dan bakat mereka mulai terlihat. Namun jika mereka lebih tertarik untuk bermain game di komputer daripada beraktivitas di luar, bagaimana cara menggali bakatnya?

Memotivasi anak agar mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Akan memberikan banyak manfaat pada aspek kehidupan seorang anak, baik sekarang maupun di masa mendatang.

Dengan mendorong dan mengarahkan anak pada kegiatan ekstrakulikuler itu dapat membantunya mencarikan jati diri. Dari aktivitas ini, bisa diketahui siapa dia dan apa yang ingin dilakukannya. Lebih jauh, anak juga bisa menemukan hal apa yang disukainya dan bidang apa yang akan jadi kegemarannya.

Mendorong anak Anda untuk ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler membantunya untuk mencari jati diri. Dari aktivitas ini, dia bisa mengetahui siapa dia dan apa yang ingin dia lakukan. Lebih jauh, anak Anda akan menemukan hal apa yang dia sukai dan bidang yang dia kuasai. Ekstrakurikuler memberikan tiga hal yang bermanfaat bagi anak Anda yaitu aktivitas, aspirasi dan prestasi.

Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebelum mengikutsertakan dalam kegiatan tersebut. Berikut ini ada beberapa cara mudah untuk mengarahkan anak pada bakatnya melalui

ekstrakurikuler.
1.Beri Kegiatan yang Disukai
Bantu anak untuk menemukan bakatnya dengan mendorongnya mengikuti ekstrakulikuler.  Bagaimana caranya ? Beri pilihan kegiatan, dan minta anak memilih apa yang disukainya, misalnya balet dan piano untuk anak perempuan atau basket dan gitar untuk anak laki-laki Anda. Jangan beri banyak kegiatan, karena akan banyak tanggung jawab yang akan membebaninya
2. Berikan Waktu
Anak yang telah mengetahui minat dan bakatnya sejak dini, memang bisa menjadi seorang yang ahli dibidang- nya ketika dewasa nanti. Namun, kemampuan itu biasanya hanya sekitar 20 persen jika tidak dikembangkan. Ada pula sekitar 25 persen anak-anak menemukan bakatnya setelah hanyut mengikuti arus yang ada disekitarnya. Sisanya sekitar 50-60 persen, masih mencari apa yang diminati, bahkan sampai tumbuh remaja mereka belum menemukannya.
3. Coba dan terus mencoba
Ketakutan dan ketidakamanan harus diatasi. Beberapa anak yang perfeksionis akan merasa frustasi ketika mereka tidak dapat melakukan kegiatan tersebut dengan baik, sehingga mereka memilih untuk berhenti. Dalam hal ini, adalah tugas orang tua untuk memberikan semangat dan dukungan pada anak agar kepercayaan dirinya 
kembali lagi.
4. Mencari Celah
Ada kalanya Anda harus berhenti mendorong anak Anda untuk melakukan kegiatan yang nampaknya tidak terlalu dia sukai. Cobalah untuk mencari celah dengan mendengar dan mengamati apa yang disukainya. Anda bisa mengamati tontonan favoritnya di tv, atau Anda bisa bertanya "Apa yang akan kita lakukan untuk mengisi liburan?"
Hal-hal kecil bisa mengarahkan seorang anak pada apa yang sesungguhnya dia sukai. Misalnya seorang anak yang suka membantu orang tuanya memasak, mungkin dia memiliki minat pada tata boga. Atau ketika seorang anak suka dengan film-film dengan genre scientis, mungkin dia berbakat dalam bidang ilmiah. Bahkan jika anak Anda suka membongkar-bongkar komputer biarkan dia melakukan hal tersebut, mungkin dia tertarik dengan hal-hal yang berbau teknologi. 


(dari berbagai sumber)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar