"Selamat malam dunia
gairahku berpesta
kita lewati malam
berdua oh baby"
Bagaimana perasaan anda bila mendengar anak kecil menyanyikan lagu itu?Lagu Selamat Malam Dunia(Jikustik) ini cukup populer, bahkan dikalangan anak.Tapi,apa yang diketahui anak tentang'gairah'atau 'kita lewati malam'?
Tak hanya itu, beberapa lagu sering dinyanyikan anak. Sebutlah, Cinta Ini Membunuhku(D'Masive), Kekasih Gelap(Ungu),Selingkuh(Kangen Band),Ketahuan(Matta) dan masih banyak lagi lagu-lagu dewasa yang diaransemen dengan menarik.Bukan rahasia lagi, lagu anak-anaksaat ini sangat langka.
Lagu dewasa menghampiri anak dari segala penjuru.Pasar,toko atau mall menyetel lagu dewasa dengan keras sekali.Para pengamen pun, baik dewasa maupun anak-anak menyanyikan lagu dewasa. Belum lagi iklan RBT(Ring Back Tone) yang dipromosikan saat acara anak, lalu videoklip yang muncul dalam banyak acara musik TV serta sinetron yang menggunakan lagu dewasa sebagai pengiring dan itu sinetron anak. Akibatnya, anak hafal lagu dewasa dan dengan tiba-tiba saja lirik-lirik"mengkhawatirkan"meluncur dari bibir anak.
Lagu Media Sosialisasi
Sebagai media komunikasi, lagu mempunyai arti penting. Untuk anak batita, lagu mendukung proses penyambungan sel saraf. Lagu juga memberi semangat dan sosialisasi nilai. Masih ingat lagu Maju Tak Gentar atau Halo-Halo Bandung?lagu-lagu ini diciptakan untuk mendorong semangat juan.
Nah, bagaimana jika yang masuk ke kepala anak adalah lagu dewasa yang bercerita hubungan pria-wanita atau"orang gede"?Apakah kita akan membiarkan anak tersemangati untuk menjadi dewasa sebelum waktunya?bukankah itu artinya kita juga mensosialisasikan nilai buruk kepada anak?
Memang,tidak semua lagu yang beredar ditengah-tengah anak-anak adalah lagu dewasa. Lagu bertema persahabatan atau cita-cita memang ada, namun hanya beberapa.Salah satu contohnya adalah lagu"Kepompong"(Sindentosca).lagu bermuatan religius hanya datang sebentar saat Ramadhan. lagu bertema kritik sosial juga pernah populer, tetapin itu hanya saat Iwan Fals eksis dengan lagu-lagu kritik sosialnya.Sementara lagu bertema cinta,selingkuh,keindahan tubuh dan patah hati mewarnai jagad musik Indonesia. Ini belum ditambah lagu-lagu dangdut, seperti Kucing Garong, Cinta Satu Malam atau Tali Kutang.Dengan goyangan sarat muatan pornografi dan lirik sensual, lagu-lagu tersebut tak terbendung sampai ke telinga anak.
Bukti Muktahir bahwa anak Indonesia menjadi dekat dengan lagu populer dewasa adalah Indonesia Kids Choice Award 2008 yang diselenggarakan akhir November oleh salah satu stasiun TV swasta.Sesuai namanya, melalui ajang ini anak mengikuti polling untuk memilih musik,film,acara TV dan artis favorit mereka.Dan sudah bisa ditebak,para pemenangnya adalah para penyanyi dewasa yang menyanyikan lagu-lagu yang semestinya belum pantas dinyanyikan oleh anak-anak.
Bagaimana Agar Anak Tak Teracuni?
Bukan saatnya lagi membiarkan anak kita terus-menerus dijejali lagu-lau sarat muatan negatif. Bayangkan, apa yang ada di otak anak jika hampir tiap jam mereka mendengar istilah selingkuh, patah hati dan gairah pesta?
Ini sesungguhnya sebuah kritik bagi industri musik Tanah Air.Pasar anak tak dilirik, entah karena alasan apa.Berbagai acar pencarian bakat di TV pun justru menjadi ajang makin mempopulerkan lagui dewasa ke telinga anak. Langkanya lagu anak menjadi alasan untuk 'menghalalkan' lagu-lagu sarat muatan negatif ke telinga anak.
Menunggu industri musik Tanah Air berbaik hati pada anak rasanya memakan waktu lama.Ada yang bisa kita lakukan untuk membendung serangan lagu-lagu mengkhawatirkan. bagi orangtua,ada baiknya menyeleksi acara musik,radio, dan RBT anak. Ada baiknya orangtua mengajarkan kembali lagu-lagu lama yang bermuatan positif ke anak.Misalnya lagu anak klasik, seperti Pelangi, Anak Gembala, atau Andai Aku Punya Sayap. Tujuannya untuk mengenalkan kembali lagu anak yang sehat yang mungkin sekali terasa asing bagi banyak anak sekarang karena telinga mereka sudah dijejali lagu dewasa.Guru perlu membuat suasana pelajaran kesenian semakin menyenagkandenga lagu-lagu yang sehat.Perlu juga memberi PR agar para siswa menghafal lagu nasional dan atau lagu daerah.
Dunia anak adalah dunia yang seharusnya penuh kegembiraan dan semangat menggapai cita, bukan kegairahan atau kegelapan cinta.Masihkah kita rela membiarkan lagu 'beracun' itu menggigit anak kita?
Sumber: Kidia edisi November 2008- Januari 2009
(www.kidia.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar